GridPop.ID - Sebuah kisah menarik datang dari seorang Dosen asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adalah Karolus Belmo, seorang dosen di di Sekolah tinggi Ilmu Manajemen Kupang (STIM) Kupang yang tak malu merangkap pekerjaan sebagai seorang pemulung.
Karolus juga menjabat sebagai wakil direktur I bidang akademik STIM Kupang.
Meski memiliki jabatan cukup mentereng di kampus, namun Karolus tak malu bekerja sampingan sebagai seorang pemulung.
Diberitakan Kompas.com, kebiasaan Karolus tiap pagi adalah memungut sampah plastik di sepanjang Jalan Adisucipto hingga Kampus Universitas Nusa Cendana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rutinitas ini dilakukan Karolus Belmo setiap hari mulai pukul 05.00 WITA hingga pukul 06.30 WITA.
Berbekal karung, Karolus menyusuri jalan tersebut dan memungut sampah plastik yang ditemuinya di jalanan.
Sampah yang diambil Karolus berupa botol plastik, kaleng bekas, dan kardus. Ia lalu membersihkan sampah-sampah tersebut lalu menjualnya.
Sampah botol gelas plastik bekas yang sudah dibersihkan dijual Rp 6.000 per kilogram dan yang belum dibersihkan Rp 4.000 per kilogram.
Botol plastik bekas seharga Rp 4.000 per kilogram. Sedangkan kardus bekas Rp 1.000 per kilogram dan kaleng bekas Rp 3.000 per kilogram.
Aksi Karolus untuk memungut sampah semata-mata bukan hanya untuk mengumpulkan uang, melainkan ada alasan mulia dibaliknya.