"Jadi waktu dunia masih bicara bagaimana cara tanam yang baik, cara mencuci kelor yang baik, saya sudah membuat coklat kelor dan serbuk kelor dengan kehalusan 500 mesh, geger. 'lho kok kamu bisa seperti ini', diculik lah untuk berbicara," kenang Dudi.
Setelah dari kegiatan di Filipina, banyak orang dari luar negeri yang datang ke Blora untuk mencari tahu dan membuktikan produk kelor yang dikembangkan oleh Dudi.
Ada yang jauh-jauh terbang dari Jerman, Israel, Arab Saudi, bahkan dari Amerika Serikat dan Kanada.
"Semua pada ke sini ingin membuktikan benar enggak nih produk yang dibikin memiliki kandungan yang sedemikian tinggi. Ternyata mereka nungguin di sini beberapa hari, mulai dari panen sampai mengeringkan dengan SOP (Standard Operational Procedure)," ucapnya.
Dari situlah ia disebut sebagai penemu Moringa Nutrition Lock Methods ataumetode pengunci nutrisi kelor.
Saat awal menjalani bisnis tersebut, ia mengaku banyak menghadapi kendala.
Tak cukup dianggap gila, ia sempat diusir lantaran usaha tanaman kelornya yang luas. Kelor, bagi sebagian masyarakat, dikaitkan dengan perihal mistis.
Baca Juga: Menguak Segudang Manfaat Daun Kelor yang Ternyata Bisa Buat Wajah Glowing Bak Perawatan Mahal
"Banyaklah, dianggap orang gila, diusir tokoh-tokoh karena bertentangan dengan ilmu-ilmu mereka, dikira mau memerangi ilmu magis mereka," kata Dudi.
Kini Dudi mengaku mampu meraih omzet Rp 4 miliar per tahun dari bisnis tanaman kelor (Moringa olifeira) yang dijalaninya selama ini.
"Kemarin ya masih Rp 4 miliar per tahun. Karena kalau kami lebih banyak ke pembelajaran, ya karena jual sistem itu," ucap Dudi.
Ia pun mengenang masa-masa ketika dulu masih minim dukungan, termasuk pemerintah.