Akan tetapi, tak ada pihak berwenang yang merespon permintaannya.
Diputuskan dengan tekat, akhirnya pada tahun 2013 Sasi mengangkat linggis dan berusaha untuk membuat jalannya sendiri, menghubungkan dunia luar dengan rumahnya.
Melethuveettil Sasi saat membuka jalan ke rumahnya
Sasi awalnya hanya bertekad memiliki sebuah jalan.
"Setiap hari saya akan mulai bekerja sejak jam 5 pagi dan akan berhenti pada jam 8.30 pagi."
Lalu pekerjaan ambisius tersebut dilanjutkan lagi mulai jam 3.30 atau jam 4 sore sampai matahari terbenam.
Karena badannya yang sudah cacat, beberapa kali ia menemui hambatan hingga mengalami cedera.
Ada tetangga atau orang desa melihat apa yang sedang dilakukan oleh Sasi.
Di antaranya, ada juga yang tak percaya Sasi bisa menuntaskan proyeknya tersebut.
"Ada di antara mereka yang mengejek, tetapi setelah beberapa saat, mereka pun mengerti," ungkap Sasi.
Beberapa warga kemudian turut memberi dukungan.