Lalu Titin juga dikabarkan sempat menikahi seorang perwira tinggi, namun perwira itu selalu tidak mengakui pernah jadi suami Titien Sumarni.
Tahun 1966 secara tidak sengaja seorang wartawan menemukannya di salah satu rumah sempit di sekitar stasiun Kota Bandung.
Kisah itu langsung dituangkannya di koran Pikiran Rakyat waktu itu.
Titindiketemukan dalam keadaan sakit parah, tidak berdaya, dirawat oleh seseorang yang berprofesi sebagai mucikari, yang dikenal dengan panggilan Mamih Aceng.
Sakit yang dideritanya, ada yang menyebut paru-paru, tapi ada juga yang menyebut menderita penyakit kotor yang sudah sangat akut.
Di foto yang dimuat di koran Pikiran Rakyat, orang-orang hampir tidak percaya bahwa itu adalah Titin Sumarni yang terkenal dengan kecantikannya.
Dia hidup bersama lima putranya mengandalkan belas kasihan orang dan sebagian kecil penghasilan yang diperoleh Mamih Aceng.
Saat masih aktif menjadi aktris, Titin terkenal dengan kekayaannya.
Dia memiliki mobil lebih dari satu, beberapa bangunan rumah, perhiasan emas dan mutiara senantiasa menghiasi penampilannya.
Tapi sesudahnya dia hanya memiliki 4 lembar pakaian yang sudah lusuh demikian pula kelima putranya yang hanya memiliki beberapa lembar pakaian.