Menurutnya, anosmia pada kasus infeksi SARS-CoV-2 tidak akan merusak sirkuit penciuman secara permanen dan menyebabkan anosmia terus menerus.
Sehingga ketika sudah pulih, besar kemungkinan untuk indra penciuman pasien kembali.
Sementara itu, beberapa penelitian mengisyaratkan bahwa anosmia pada Covid-19 berbeda dengan anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus lain, termasuk oleh virus corona lain.
Pada pasien Covid-19 biasanya pemulihan indra penciuman terjadi dalam waktu beberapa minggu.
Masa pemulihan ini jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus lain yang diketahui secara langsung merusak neuron sensorik penciuman.
2. Delirium
Mengutip Kompas.com, 11 Desember 2020, para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC), Barcelona, Spanyol, merilis sebuah studi pada awal November 2020.
Studi tersebut menyatakan bahwa delirium menjadi salah satu gejala yang muncul pada penderita Covid-19, terutama pada kelompok lanjut usia (lansia).
Delirium adalah perubahan tiba-tiba yang terjadi pada fungsi mental seseorang.
Gangguan ini menyebabkan perubahan cara berpikir dan perilaku serta tingkat kesadarannya.