"Tentang ritual ini, berdasarkan pesan Pak Pani, kejelasannya belum bisa disampaikan saat ini.
Besok kalau sudah selesai bertapa baru bisa menjelaskan sesuatu yang ada di dalam.
Tujuan ritual ini juga belum bisa disampaikan saat ini, karena dia mungkin punya rahasia.
Punya sesuatu yang kaitannya dengan ritual," paparnya.
Sutoyo mengatakan, sehari-hari Supani bekerja sebagai pedagang bakso dan seniman ketoprak.
"Dia selalu di musala. Setiap waktu salat dia yang azan. Salat lima waktu selalu di musala," ujarnya.
Sebagaimana keterangan warga, Sutoyo mengatakan, ritual topo pendem yang dilakukan Mbah Pani kali ini adalah yang ke sepuluh.
Kali pertama ritual ini dilaksanakan Mbah Pani pada 1991.
Adapun ritual kesembilan dilaksanakan pada 2001.
Di antara sembilan ritual tersebut, ada dua ritual yang dilaksanakan di Desa Ketip, Kecamatan Juwana.
"Beberapa waktu setelah ritual ke-9, beliau sempat sakit stroke. Jadi ritual penutup baru bisa dilaksanakan hari ini," ujarnya.
Prosedur pelaksanaan ritual ini, menurut Sutoyo, tidak pernah berubah sejak dulu. Ada kain mori dan perlengkapan penguburan jenazah.