Namun di Spanyol, upskirting bukanlah pelanggaran. Jadi, pria itu ditangkap dna dijerat dengan pasal melanggar privasi serta melecehkan anak di bawah umur.
Penyelidikan aparat Negeri 'Matador' dimulai ketika mereka menemukan ada satu akun di situs film dewasa yang menunjukan rekaman di Madrid tanpa sepengetahuan perempuan.
Setelah dilakukan analisis, polisi bergerak cepat dengan menangkap pria itu ketika sedang beraksi. Mereka mengamankan laptop tiga hard drive berisi rekaman.
Dalam pernyataan resmi, penegak hukum menjelaskan pria yang tak disebutkan identitasnya itu biasanya menyasar korban saat berada di jalan raya.
Kemudian pelaku akan mengikuti mereka hingga ke kereta bawah tanah.
"Bahkan tersangka memperkenalkan diri kepada mereka saat berada di supermarket demi mendapatkan rekaman yang lebih dekat," ujar juru bicara polisi.
Pelaku itu diketahui merupakan warga negara Kolombia. Dia disebut merekam aksinya setidaknya setiap lima hari dengan si korban kadang terekam sangat jelas.
Petugas kemudian mengidentifikasi 29 di antaranya yang segera melayangkan gugatan hukum melawan si pelaku, di mana dia saat ini berada dalam penahanan.
Penggunaan teknologi untuk melakukan kejahatan seksual mulai mendapat tindakan tegas dari berbagai negara. Seperti yang dilakukan Singapura Mei lalu.
Mereka memperkenalkan peraturan untuk menghukum pelaku yang ketahuan mengirim gambar tidak senonoh dalam kampanye untuk menekan angka pelecehan seksual.