Saat itu, kehidupan ekonomi ekomoni keluarganya sangat memprihatinkan.
Bahkan untuk makan saja, menurut Mundholin, keluarganya kadang masih bergantung dari bantuan tetangga yang dermawan.
"Hidup kami sangat susah," kata Mundholin, sambil meneteskan air mata, saat ditemui, Sabtu (20/7/2019).
Mundholin mengatakan, untuk menghidupi 8 orang anak, ibunya bekerja sebagai penarik karcis pedagang pasar.
Lantaran gajinya tidak cukup untuk menghidupi 8 anaknya itu, ibunya mencari pendapatan tambahan dengan bekerja sebagai tukang sapu di Kulon Pidodo Kulon.
Mundholin yang merupakan anak ketujuh dari 8 bersaudara tersebut menceritakan, selepas menamatkan sekolah dasar, ia dilanda kebingungan.
Pasalnya, ia ingin melanjutkan sekolahnya ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
Namun, dirinya sadar bahwa untuk melanjutkan sekolah ke SMP, ibunya sudah tidak ada biaya.
Baca Juga: Pakai Narkoba Demi Stamina, Nunung Sempat Beri Pengakuan Ini: Saya Suntik Vitamin!
Suatu saat, ada tetangganya yang menawari Mundholin untuk masuk ke panti asuhan.
Hal itu dilakukan agar dirinya bisa melanjutkan ke SMP dan sekolah menengah ke atas (SMA) yang langsung diterima.