"Saat sampai di rumah sakit anak saya sudah di IGD tengah ditangani dokter. Ia tak sadarkan diri dan ngigau terus "ampun komandan, jangan pukul lagi," ujar Suwito.
Setelah diperiksa dokter dan dironsen, didapatkan bahwa anaknya mengalami usus terlilit sehingga harus dilakukan tindakan cepat untuk dioperasi.
"Saya lihat perut anak saya itu bengkak mba besar sekali. Jadi jam 9 malam itu langsung diambil tindak operasi dan selesai jam 12 malam hingga sekarang tak sadarkan diri," jelasnya.
Suwito mengatakan sebelum dioperasi anaknya sempat masuk kamar dan melihat tubuh di bagian belakang anaknya lebam-lebam seperti habis kena pukulan.
"Kami belum sempat bertanya karena anak saya itu ngigau terus tak terhitung lagi," ungkap dia.
Ditambahkan Firli, saat ini pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke pihak Polresta Palembang.
"Kami sudah laporkan dan diterima secara lisan oleh Kanit PPA karena yang bersangkutan belum sadarkan diri," tegasnya.
Sebelumnya, ada pula siswa SMA Taruna Indonesia yang tewas saat menjalani orientasi sekolah.
Melansir dari Kompas.com, DBJ (14), salah satu siswa Sekolah Taruna Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, tewas usai mengikuti kegiatan orientasi yang berlangsung selama satu pekan, Sabtu (13/7/2019).