Kalau membangkang, dia akan dipukul oleh suaminya dan tak diberi makan berhari-hari.
"Kalau saya melawan, tidak dikasih makan dua hari. Makanan saya diumpetin sama mertua. Saya dipukuli suami sampai biru-biru, ditinju pakai tangan," ungkapnya.
Belakangan pula, Mon baru tahu, pekerjaan suaminya adalah kuli bangunan.
Pernah suatu kali, lanjut dia, saat menolak permintaan berhubungan seks karena sedang menstruasi, dia ditelanjangi.
"Saat itu saya sedang menstruasi, saya tidak mau melayani suami saya. Tapi saya dimarahi mertua dan disuruh telanjang untuk buktikan sedang haid," lanjutnya kemudian.
Karena tak betah, Mon berusaha mengontak si "mak comblang" agar dipulangkan, tetapi hasilnya nihil.
"Tidak bisa dihubungi," ujarnya.
Sejak dikenalkan dengan Hao Tengfei dan dua bulan tinggal di China, Mon tak memberi tahu orangtuanya di kampung karena dilarang oleh si "mak comblang".
Barulah pada Oktober 2018, dia berani mengontak ayah-ibunya.
Tak tahan hidup di China dan mendapat kabar bapaknya meninggal, Mon ingin kabur. Niat itu baru terlaksana pada awal Juni lalu.
Dia melarikan diri dari rumah mertuanya dengan menaiki bus.