Kapolda Jateng juga mengatakan bahwa Rofik Asharudin membeli komponen yang dirakit menjadi bom menggunakan uang diminta dari orangtuanya.
"Beli komponen dari uang minta orangtua, belinya dicicil," kata Rofik Asharudin.
Menurut dia, komponen bom yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan komponen yang diamankan polisi saat menggeledah rumah pelaku di Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo.
Kapolda Jateng menerangkan bahwa bom yang digunakan pelaku tergolong sebagai "low explosive" dengan bahan baku "black powder".
"Diledakkan secara manual," kata Kapolda Jateng.
Pelaku juga diketahui belajar sendiri tentang cara membuat bahan peledak dan diaplikasikan sendiri di rumahnya.
Ia menambahkan Rofik Asharudin merupakan pelaku tunggal yang tidak terkait dengan jaringan teroris mana pun.
Pelaku dibaiat sendiri pada akhir 2018 setelah intensif berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah melalui media sosial.
Saat ini, pelaku masih dalam penahanan dan perawatan di Rumah Sakit Prof Awaludin Djamin atau RS Bhayangkara, Kota Semarang.
Baca Juga: Arab Saudi Rayakan Lebaran Selasa Ini, Indonesia Sehari Kemudian, Kok Bisa? Ini Penjelasan Ahli