"(Rofik) tertutup setelah lulus SMA, biasanya dulu ke masjid tapi sekarang nggak pernah," ungkap Kepala Dusun Kranggan Kulon, Suldamanto (51), dikutip Grid.ID dari Tribun Solo.
Selain itu, Rofik juga disebut tak memiliki pekerjaan tetap.
"Pekerjaannya engga tetap. Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung. Sempat jualan gorengan juga" tambahnya.
Punya penghasilan yang tak tetap, seakan tak mengurungkan niatnya untuk merakit bom.
Dikutip dari Kompas.com, kedua orang tua Rofik Asharudin sempat diajak ikut baiat untuk ikut sebagai pelaku teror bom namun keduanya menolak.
"Kedua orang tuanya sempat diajak, namun menolak," kata Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Rycko Amelza Dahniel usai melaksanakan salat Id, di Semarang, Rabu (5/6/2019).
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Incar Polisi, Pelaku Sengaja Cari Titik Lelah, Apa Maksudnya?
Menurut dia, kedua orang tua pelaku mengetahui aktivitas yang dilakukannya dan bahkan sempat memperingatkannya.
Anak pasangan Muhtadi dan Sukinem itu diketahui aktif berkomunikasi melalui media sosial dengan pimpinan ISIS di Suriah sejak 2018.
Setelah dibaiat pada akhir 2018, lanjut dia, pelaku memiliki motivasi untuk melaksanakan perintah jihad.