Padahal, ideologi tersebut di tempat asalnya justru berantakan.
"Terpengaruh idelologi impor yang di asalnya berantakan tapi di sini laku, itu kan aneh," katanya.
Buya melihat aksi teror juga karena pengaruh informasi yang sengaja disebarkan lewat media sosial.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Incar Polisi, Pelaku Sengaja Cari Titik Lelah, Apa Maksudnya?
Sehingga, masyarakat harus memakai akal sehat ketika mendapatkan informasi dari emdia sosial.
"Mereka kan tidak berpikir panjang. Apakah mereka memikirkan masa depan bangsa dan negara, saya rasa tidak," tegasnya.
Buya meminta semua pihak untuk tidak memperkeruh keadaan terlebih hingga kini ekses dari Pemilu 2019 masih belum selesai.
"Elit politik jangan mengomporim memperparah keadaan ini. Yang radikal ya akan menumpang di situ juga, karena mereka ingin juga menunjukkan eksistensinya," pungkasnya.
Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD berharap aparat mengusut tuntas aksi bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, dengan membuka sejelas-jelasnya pelaku dan jaringannya.
"Negara harus tetap sangat berhati-hati untuk menangkal radikalisme ini. Saya kira harus tetap bertindak tegas dan transparan," ujar Mahfud di kediamannya di Maguwoharjo, Depok, Sleman, Selasa (4/6/2019).