GridPop.ID - Indonesia baru saja melangsungkan pesta demokrasi yakni pemilu (pemilihan umum) yang dilakukan pada 14 Februari 2024.
Setelah pemilu usai, istilah PESD mendadak muncul dan viral di TikTok.
Karena sering bersliweran, banyak netizen yang kemudian penasaran dengan arti dari PESD ini.
Melansir dari laman tribuntrends.com, PESDkependekan dariPost Election Stress Disorder yang merujuk pada gangguan kesehatan mental setelahPemilu 2024.
Stres pascapemilu ini tidak hanya menyerang para politikusyang bertarung dalam pemilihan umum, tetapi juga para pendukungnya.
Dilansir lamanBetter Help, stres pascapemilu atauPESD adalahgangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan putus asa atau ketakutan setelah berakhirnya masa pemilu.
Stres pascapemilu bukan penyakit mental yang didefinisikan dalam Manual Diagnostik dan StatistikGangguan Mental(DSM-5-TR).
Namun, hal ini merupakan respons yang lazim terhadap pemilu. GejalaPESDhampir serupa denganPost Traumatic Stress Disorder(PTSD).
GejalaPESDdapat berlangsung selama beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Gangguan mental ini sering kali terjadi karena seseorang merasa terikat secara emosional.
Stres pascapemilu rawan dialamiorang-orang yang terikat dengan politik. Perubahan iklim politik akan berefek terhadap individu yang terikat pada keyakinan politik.
Sementara orang-orang kurang tertarik pada politik umumnya tidak mengalami stres jenis ini. Sebagian orang mungkin menganggap remeh hasil pemilu. Sementara yang lainnya mungkin merasa tertekan akibat dampakhasil pemilu.
Gejala Stres Pascapemilu
Melansir dari laman kompastv.com, Ada beberapa gejala yang menunjukkan seseorang mengalami stres pascapemilu atauPESD antara lain:
1. Meningkatnya kecemasan2. Serangan panik3. Ketakutan akan masa depan4. Kemarahan yang tidak terkendali5. Pikiran negatif yang terus berputar tanpa henti.
Stres pascapemilu juga membuat seseorang mengalami kabut otak, sulit berkonsentrasi, terjaga di malam hari, dan menyebabkan masalah hubungan sosial.
Penyebab Stres Pascapemilu
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikoPESDantara lain:
1. Paparan informasi politik yangberlebihan
Terlalu banyak mengikuti berita dan media sosial tentang pemilu dapat meningkatkan kecemasan dan stres.
2. Ketidakpastianhasil pemilu
Hasil pemilu yang tidak sesuai harapan dapat memicu rasa frustrasi dan kekecewaan.
3. Polarisasi politik
Polarisasi politik adalah perpecahan dan ketegangan politik yang tinggi. Hal ini dapat memperburuk stres dan kecemasan.
4. Riwayat trauma atau masalah kesehatan mental
Orang yang memiliki riwayat trauma atau masalah kesehatan mental lebih rentan terserangPESDatau stres pascapemilu. GridPop.ID (*)