- Adanya pujangga-pujangga yang pandai.
- Adanya perlindungan terhadap para pujangga.
- Berkembangnya penghormatan kepada para raja melalui seni sastra.
- Adanya kebebasan berfikir dalam mengembangkan seni sastra.
- Khou Ku Fei menyatakan bahwa pada tahun 1200 M, Kediri merupakan kerajaan yang makmur dan sudah memiliki pemerintahan yang diatur dengan undang-undang. Saat itu Jayabaya banyak menghasilkan karya sastra yang mengagumkan, beberapa karya sastra yang mengagumkan tersebut adalah Kitab Bharatayudha yang dimodifikasi oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.
Kitab ini memastikan persatuan antara dua kerajaan yang sebelumnya terpisah. Namun yang paling terkenal dari Raja Jayabaya adalah ramalan-ramalannya yang terkenal hingga saat ini dan telah dibukukan. Kitab itu adalah kitab Jongko Jayabaya.
Karya sastra lainnya antara lain kitab Hariwangsa karya Empu Panuluh, kitab Gatotkacasraya karya Empu Panuluh, kitab Smaradahana karya Empu Darmaja dan kitab cerita Panji.
- Sejarah Runtuhnya Kerajaan Kediri
Hal ini membuat para brahmana tidak senang dan mereka mencari perlindungan dari Akuwu (kepala desa) Tumapel, Ken Arok.
Saat itu, ambisi Ken Arok untuk menjadi raja sangat kuat, dan Ken Arok mengembangkan kekuatan yang sangat dahsyat.
Akhirnya Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya pada tahun 1222. Serangan ini dilakukan di daerah bernama Ganter. Dengan ini, Kerajaan Kediri hancur. Setelah kejadian tersebut, Ken Arok mendirikan kerajaan Singasari.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul "Materi Belajar : Sejarah Runtuhnya Kerajaan Kediri"
GridPop.ID (*)