GridPop.ID -Hasil autopsiBrigadir Jyang kedua telah diumumkan.
Dalam temuannya, timdokter forensikAde Firmansyah Sugiharto menyebut tidak ada luka-luka di tubuhBrigadir Jselain luka akibat kekerasan senjata api.
Meski begitu pihak pengacara keluargaBrigadir Jmenaruh kecurigaan soal autopsi kedua ini.
Dilansir dari Kompas TV, Kamaruddin menolak hasil autopsi ulang tersebut yang menyatakan bahwa tidak ada luka lain di tubuhBrigadir Jselain luka yang diakibatkan karena tembakan.
Kamaruddin menyebut hasil autopsi itu tidak benar, karena ia meyakini adanya penganiayaan terhadap Brigadir J sebelum tewas ditembak.
Lantaran, ia berangkat dari pengakuan salah satu dari lima tersangka kasus pembunuhan berencana tersebut.
"Yakin (ada penganiayaan), tersangka telah mengakui melakukan penganiayaan," kata Kamaruddin saat dihubungi melalui pesan singkat pada Selasa (23/8/2022).
Ketika ditanya siapa tersangka yang telah mengakui melakukan penganiayaam terhadap Brigadir J itu, Kamaruddin menyebut nama Bharada E atau Bharada Richard Eliezier Pudihang Lumiu.
"Tersangka Bharada E," ujar Kamaruddin singkat.
Sementara dilansir dariTribunnews.com, Kamaruddin mengatakan ada perbedaan keterangan antara dokter forensik dan pengakuan tersangka.
Kamaruddin meragukanhasil autopsi ulang Brigadir Jtersebut karena dari pengakuan tersangka yang sudah menjalani pemeriksaan penyidik, telah mengakui adapenganiayaanterhadap Brigadir J.
"Karena, si tersangka atau pelaku mengatakan dianiaya dulu, jambak-jambak dulu," kata Kamaruddin dikutip dariTribunnews.compada Selasa (23/8).
"Sedangkan dokter mengatakan tidak ada penganiayaan. Berarti kan berbeda nih, keterangan dokter dengan tersangka, kan."
Selain itu, Kamaruddin mengatakan bahwa penjelasan dokter forensik mengenai hasil autopsi Brigadir J tidak detail.
Padahal, kata dia, dua dokter perwakilan keluarga korban yang ikut dalam autopsi ulang menemukan adanya luka selain luka tembakan.
Ia menyebut terdapat luka di lipatan kaki yang kondisinya bahkan sampai mengeluarkan darah. Termasuk kaki korban yang bengkok alias tak dapat diluruskan.
"Orang lipatan kakinya berdarah, peluru mana itu yang menyambar kakinya. Ada enggak dijelaskan kakinya kenapa bengkok? Berarti kan peluru mana yang bisa bikin bengkok, kan gitu kalau enggak ada penganiayaan," ujar Kamaruddin.
"Ada nggak dijelaskan kenapa engsel kaki kirinya kenapa berlubang? Berarti kan belum jelas, berarti kan lebih jelas temuan dokter saya dibandingkan dengan ini kan,yang saya titipkan dua orang itu, berarti ini malah tambah tidak jelas," tutupnya.
KamaruddinSimanjuntakmenduga ada persekongkolan antara dokter forensik dariPersatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) dengan penyidik terkait hasil autopsi ulang jenazahBrigadirJ, yang disimpulkan tim dokter tidak ada luka penganiayaan di sana.
Sebab kata Kamaruddin, pihaknya selaku pemohon autopsi ulang jenazah BrigadirJ, justru tidak juga mendapatkan dokumen lengkap hasil autopsi ulang itu dari timdokterforensiksampai Selasa (23/8/2022) hari ini.
"Padahal kami yang memohon dan memintaautopsiulangBrigadirJ, karena autopsi pertama tidak benar. Permohonan kami ajukan ke Presiden, DPR, TNI, sampai beberapa direktur rumah sakit. Tapi kami gak dapat, dan dokter malah mengumumkan ke wartawan. Ini ada persekongkolan antara penyidik dengan dokter PDFI. Ini harus dibongkar ini. Bila perlu PDFI dibubarkan, karena tidak benar dengan cara-cara seperti ini," kata Kamaruddin dalam tayangans special report di Inews TV, Selasa (23/8/2022) malam.
Masih melnsir dari Tribunnews.com, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan soal hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
"Alhamdulillah,pada Senin, 22 Agustus 2022 yang lalu, PDFI menyampaikan hasil autopsi yang intinya pada saat rilis tidak ada luka-luka selain luka-luka yang berasal dari senjata api."
"Ini tentunya juga menjawab adanya spekulasi liar pada saat itu penyiksaan di jalan, dan sebagainya," kata Listyo Sigit, dikutipTribunnews.comdari kanal YouTube Kompas TV, Rabu siang.
Lebih lanjut, Kapolri menyebut, hasil autopsi ulang yang diserahkan oleh PDFI dapat memperkuat hasil pelaksanaan autopsi pertama.
"Apa yang disampaikan oleh persatuaan dokter forensik ini memperkuat hasil pelaksanaan autopsi pertama yang telah dilakukan oleh kedokteran forensik Polri," ucapnya.
Kapolri menjelaskan, adanya proses autopsi ulang Brigadir J sebagai upaya untuk menunjukkan Polri transparan dalam hal penanganna kasus Brigadir J.
GridPop.ID (*)