Follow Us

'Napas Ngos-ngosan', Korban Selamat Erupsi Gunung Semeru Harus Lari hingga 13 KM Demi Selamatkan Nyawa, Situasi Saat Bencana Terjadi Diceritakan Bak Kiamat

Ekawati Tyas - Minggu, 05 Desember 2021 | 19:32
 
Keganasan letusan Gunung Semeru
YouTube KOMPASTV

Keganasan letusan Gunung Semeru

Betapa paniknya Sinten lantaran saat itu dirinya sedang berada di ruang tamu.

Ia kemudian menggedor pintu kamar sang cucu yang mana saat itu Dewi sedang tidur.

Sinten dan Dewi Novitasari korban erupsi Gunung Semeru yang selamat seusai berlari belasan kilometer untuk menghindari abu vulkanik.
danendra kusumawardana/surya.co.id

Sinten dan Dewi Novitasari korban erupsi Gunung Semeru yang selamat seusai berlari belasan kilometer untuk menghindari abu vulkanik.

Dewi pun membuka pintu dan keluar dari kamar.

Panik, Sinten lantas memberitahu sang cucu bahwa Gunung Semeru meletus hingga keduanya berlari menyelamatkan diri.

"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," kata Sinten saat ditemui di RSUD dr Haryato, Lumajang, Sabtu (4/12/2021) sebagaimana dilansir dari Surya.

Sinten sempat menengok ke arah gunung tersebut yang nampak memuntahkan asap abu-abu tebal sebelum akhirnya ia dan sang cucu berlari.

Baca Juga: Status Gunung Semeru Kini Level II Waspada, BNPB Himbau 4 Hal Ini pada Masyarakat untuk Langkah Antisipasi

Saat itu suhu udara langsung berubah jadi panas dan menyengat kulit.

Langit juga dengan cepat berubah gelap dengan dibarengi kilatan petir yang terus menyambar.

"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," paparnya.

Sinten bersama dengan sang cucu berlari ke rumah tetangga yang jaraknya sekitar 1 km hingga saat langit kembali terang, mereka kembali berlari ke masjid yang berjarak 5 km.

Source : Kompas.com Tribunnews.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular