Acara pemboikotan itu sendiri disebut Siti sudah tampak sejak malam klumpukan ulem atau pembuatan undangan pada selasa atau seminggu yang lalu."Sebelum klumpukan ulem, sekitar hari rabu, ibu itu datang ke Pak RT biasalah silaturahmi mau minta tolong untuk membantu ngurushajatan," kata Siti.
Melansir dari Kompas.com, saat itu Tini mendatangi ketua RT setempat untuk meminta bantuan pembagian kerja.Namun, ketua RT mengatakan kalau pembagian kerja bukan kewenangannya lagi danmenyuruh Tini untuk menemui Karang Taruna.Setelah menemui pihak Karang Taruna, lagi-lagi Tini tidak mendapatkan hasil yang diharapkan."Karena disuruh ke sana kemari, saya kemudian pulang," kata Tini saat ditemui Kompas.com di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).Siti pun mengaku memang ada warga yang sengaja memprovokasi warga lainnya agar tidak datang.Alasannya disebut-sebut memang karena pilihan Tini yang berbeda dari pilihan warga lain saat Pilkades yang digelar 5 September 2019 lalu."Ada undangan kumbakarnan (rapat persiapan pesta pernikahan) banyak masyarakat yang tak datang. Banyak yang bilang di jalan warga diteriakin tidak boleh datang ke rumah," kata anak pertama Tini, Siti (27)."Ada orang yang melarang warga supaya tidak datang ke rumah. Entah apa masalahnya, pertama katanya pilkades." lanjutnya.
Meski tanpa bantuan warga desanya, Tini pun tetap menggelar acarahajatananaknya danjustru mendapatkan bantuan dari warga lain di luar desa.
GridPop.ID (*)