Diakui Muslim, ia sudah sempat terseret pusaran air di bawah muara sungai.
"Akhirnya saya memilih mencari jalan lagi dari pusaran air bawah untuk menyelamatkan diri saja.
Memang di atas seperti ini seperti tenang, padahal di bawahnya berputar pusaran air sangat deras itu Pak," kata Muslim.
Dikatakan oleh Muslim, ia sempat melihat para korban yang berputar-putar di pusaran air bawah muara sungai.
Ia beranggapan, putaran pusaran air menyebabkan jasad para korban tak kunjung muncul ke permukaan air.
Hal itu karena di bawah muara tidak terdapat bebatuan sama sekali dan hanya ada tanah keras yang terbentuk oleh tekanan pusaran air.
"Bukan menyelip di bebatuan, tapi di bawah memutar terbawa arus sungai pusaran air di bawah muara itu.
Soalnya, saya menyelam beberapa kali di bawah itu tidak ada batu sama sekali."
"Batunya terempas pusaran air dan terpental ke aliran sungai yang dangkal. Nah, kalau yang dangkal sungainya itu lihat banyak batunya," ujar Muslim.
Akibat dari kejadian ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melarang kegiatan alam suusr sungai untuk ke depannya.
Dilansir dari Tribunnews.com, kegiatan tersebut boleh kembali dilakukan jika SOP tentang penyelenggaraannya telah terbit.