Namun, Paiman mengaku tak sempat menemui mereka.
"Setelah terima uang itu, ada sales yang datang ke rumah. Tapi saya tidak tahu ya tidak saya layani. Sehari itu ada kalau enam orang," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Beku Alex Bambang Wijanarko mengatakan, ada 69 bidang tanah di Desa Beku yang terkena dampak proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta.
Rinciannya, 20 bidang kas desa dan sisanya lahan milik warga. Adapun 20 bidang tanah kas desa ini meliputi bengkok dan tiga tempat pemakaman.
"Penerimaan ganti rugi baru tahap pertama itu 40 orang. Kemarin yang tidak hadir dua karena meninggal dunia. Jadi baru 38 orang yang menerima ganti rugi," kata Alex.
Alex berharap, warga bisa menggunakan uang hasil ganti untung itu dengan bijaksana. Hingga saat ini, dirinya mengaku belum melihat warganya memberli barang-barang konsumtif.
"Sebagian besar untuk membeli tanah lagi. Kalau untuk ramai-ramai beli mobil atau kendaraan roda dua belum terlihat," ungkap Alex.
Pengerjaan fisik proyek Jalan Tol Solo-Jogja baru 10 persen, meski pembebasan lahan sudah 80 persen.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Jogja-Solo, Wijayanto ngungkapkan pembebasan lahan menjadi kendala bagi pelaksana pembangunan fisik jalan tol.
Dia menyebut meski pembasan lahan di Boyolali sudah 80 persen namun yang 20 persen itu merupakan lahan penting bagi proyek ini.
Hal itu berdampak besar bagi pelaksana terhadap proses pengerjaan, mengingat jalan tol ini merupakan satu kesatuan.