Ini tentang pilihan. Ini tentang keputusasaan. Saya menerima tawaran dari pemilik toko, seorang pria yang saya tahu dia tidak memiliki anak," anjutnya dengan pahit.
Dia mengatakan pemilik toko menawarkan 20.000 afghani untuk membeli putrinya Safia, yang akan tinggal bersama dan mulai bekerja di tokonya.
"Jika saya bisa mendapatkan 20.000 afghani untuk membelinya kembali, dia bilang begitu," ujarnya.
"Tapi, saya tidak bisa menjual anak perempuan saya dengan harga harga semurah itu, jadi saya meminta 50.000 afghani. Kami masih berdiskusi," ungkapnya.
"Dia mungkin memiliki masa depan yang lebih baik dengan bekerja di toko dari pada tinggal bersama saya, dan harganya mungkin menyelamatkan keluarga saya," terangnya.
Nazir melarikan diri ke Kabul bersama istri dan 5 anaknya sebelum Taliban merebut ibu kota, dan sekarang bekerja sebagai kuli di pasar.
Namun, upahnya tidak cukup untuk membayar sewa.
"Kami lega bahwa perang dan pertempuran telah berakhir, tetapi kami semua menghadapi musuh baru, kemiskinan," katanya.
GridPop.ID (*)