Menurut Heky, selama proses pencairan itu, sepengetahuan dirinya hanya ada tiga warga Sanggrahan yang membeli mobil.
Itupun bukan membeli mobil mewah melainkan pickup bekas.
"Pickup digunakan warga untuk kebutuhan mengangkut material. Warga kan harus membongkar dan membangun rumah. Daripada sewa mobil, warga lebih suka membeli. Pickup itu juga kedepannya, bisa digunakan untuk usaha," terangnya.
"Pickup digunakan warga untuk kebutuhan mengangkut material. Warga kan harus membongkar dan membangun rumah. Daripada sewa mobil, warga lebih suka membeli. Pickup itu juga kedepannya, bisa digunakan untuk usaha," terangnya.
BupatiSleman,KustiniSriPurnomosebelumnya meminta kepada wargaSlemanyang telah memperoleh ganti rugi pembangunan tol Jogja - Bawen agar bijak dalam membelanjakan uangnya.
Penggunaan uang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing warga.
"Kami berpesan gunakan (uang ganti rugi) itu sebaik-sebaiknya. Jangan boros," kata Kustini.
Menurutnya, yang menjadi prioritas bagi penerima ganti rugi yang rumahnya terdampak adalah mencari hunian baru.
Setelah itu, baru memikirkan kebutuhan lain.
Dilansir dari Kompas.com,Dukuh Pundong III Pekik Basuki menjelaskan, sebanyak 45 bidang tanah warga terdampak pengerjaan proyek jalan tol ini.
Kata Pekik, nilai ganti rugi yang diterima tiap warga berlainan. Jumlah ganti rugi tergantung dari lokasi lahan tersebut.