Follow Us

Utang Indonesia 'Membengkak' selama Pandemi, Sri Mulyani Putar Otak Cari Cara Lunasi, Soroti Pembayaran Pajak!

Andriana Oky - Sabtu, 04 September 2021 | 09:32
 
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Bambang Ismoyo/Tribunnews.com

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Ia sempat menyebutkan penerimaan pajak merosot sebesar -14,7 persen pada tahun 2020.

Sri Mulyani yakin, pembayaran pajak-pajak yang dikumpulkan pemerintah mampu membantu pembayaran utang tersebut.

"Meskipun pada saat kita menghadapi pandemi dan penerimaan negara kita merosot, oleh karena itu kita masih harus mengalami defisit dan berutang, namun kita yakin bisa membayar lagi apabila penerimaan pajak bisa dikumpulkan," kata Sri Mulyani yang dikutip dari Kompas.com.

Untuk membayar utang ini, rakyat pun diikut sertakan.

Dari total utang pemerintah sebesar Rp 6.418,15 triliun tersebut, sebagian besar berasal dari utang lewat penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 5.580,02 triliun.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi, Pemeritah Resmi Anggarkan Dana Bansos Sebesar Rp 153,7 Triliun untuk Tahun 2022, Begini Penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani

Dilansir dari Kompas.com, ssanya di luar SBN, utang pemerintah berasal dari sumber pinjaman yakni sebesar Rp 838,13 triliun.

Terdiri dari pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri yang meliputi pinjaman bilateral, pinjaman multilateral, commercial banks, dan suppliers.

Sementara itu jika diasumsikan dengan total keseluruhan jumlah penduduk Indonesia, maka setiap satu penduduk atau per kepala Warga Negara Indonesia (WNI) menanggung utang sebesar Rp 23,75 juta.

Angka tersebut didapat dengan membangi jumlah utang pemerintah Rp 6.418 triliun dengan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2020 dari BPS dengan populasi sebanyak 270,2 juta penduduk.

GridPop.ID (*)

Baca Juga: Pontang Panting Tangani Covid-19, Indonesia Akhirnya Utang Rp 15 Triliun ke Australia, Ini Kata Sri Mulyani

Source : Kompas.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular