Ia bahkan telah merekrut 600 penduduk setempat untuk menopang pertahanan di distrik tersebut, menurut AFP, Kamis (19/8/2021).
Distriknya adalah salah satu dari sedikit yang terakhir berdiri sebelum seluruh negeri jatuh ke tangan Taliban, lapor India Times .
Berbicara kepada AP pada Sabtu (14/8/2021) Mazari mengatakan tidak akan ada tempat bagi wanita di bawah pemerintahan Taliban.
"Di provinsi-provinsi yang dikuasai Taliban, tidak ada lagi perempuan di sana, bahkan di kota-kota," ujarnya.
"Mereka semua dipenjara di rumah mereka," katanya kepada AP.
Terkait penuturan Mazari soal perempuan, Taliban pada konpers pertama menyatakan mereka akan berjanji menghormati hak perempuan Afghanistan menurut syahriah (hukum Islam).
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, juru bicara milisi Zabihullah Mujahid dalam konferensi pers pertama mereka menerangkan terdapat perbedaan besar antara Taliban yang digulingkan AS pada 2001 dengan sikap mereka setelah kembali berkuasa.
Mujahid menegaskan, Taliban berhak mengatur Afghanistan berdasarkan prinsip keagamaan yang mereka anut.
Meski begitu, Mujahid mengatakan, wanita berhak mendapat pendidikan hingga jenjang universitas, yang sempat dilarang pada periode 1996-2001.
Selain itu, dia juga menyatakan, perempuan akan tetap bisa bekerja dan menjadi bagian dari pemerintahan baru mereka.
Mujahid hanya memaparkan, nantinya perempuan harus mengenakan hijab, tanpa menjabarkan apakah ada pengetatan terhadap mereka.