Sambil memetik gambusnya, ia mengatakan bahwa alat musik itulah yang selama ini menjadi tempatnya menuangkan kerinduan dan impian.
Ia membuat gambus hanya bermodal parang dan kulit ikan pari sebagai ampelas.
Di malam yang sunyi karena berada di tengah kebun, alunan gambus hadir sebagai pengusir sepi dan menjadi sebuah pesan betapa seorang ayah memendam rasa sayang yang belum sempat tersampaikan.
Sementara itu ada kisah seorang kakek bernama Mangasi Halomoan Rajagukguk sudah lama ditinggal mati istrinya.
Dilansir dari Tribun Medan,PadaSelasa (27/7/2021) malam, Mangasi Halomoan Rajgukguk ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya dalam kondisi membusuk.
Polsek Perdagangan turun membantu mengevakuasi jenazah korban setelah mendapat laporan dari Pangulu Nagori Talun Madear, JP Panjaitan.
Kapolsek Perdagangan AKP Josia Simarmata menerangkan, jasad Mangasi Halomoan Rajagukgukditemukan di dalam kamar rumahnya oleh tetangga.
Saat itu korban dicurigai keberadaannya lantaran tidak keluar rumah seharian.
Karena tidak memiliki anak, Mangasi Halomoan Rajagukguk mengurus segala keperluan hidupnya sendiri.
"Informasi lain dihimpun dari warga setempat, sehari-harinya korban tinggal sendirian dirumahnya itu karena isterinya sudah terlebih dahulu meninggal dan tidak memiliki anak,"
"Korban memiliki riwayat penyakit jantung dan sudah sering dikeluhkannya," kata Kapolsek.