Kanoa Igarashi, atlet selancar dari Jepang, harus menelan kekecewaan ketika kalah dari Italo Ferreira, atlet asal Brasil, dalam debut olimpiadenya.
Bukan hanya kalah di kandang, ia juga harus menerima banyak ejekan di media sosial dari warganet Brasil yang terkenal rasial.
Meski demikian, peselancar berdarah Jepang-Amerika ini menunjukkan kelasnya dengan berbaik hati menjadi penerjemah untuk Ferreira.
Fasih berbahasa Portugis, ia membantu pesaingnya itu memahami pertanyaan wartawan di jumpa media saat pemberian medali. “Ya, terima kasih, Kanoa,” kata Ferreira yang baru belajar berbahasa Inggris.
2. Sepakat berbagi medali
Momen mengharukan tercipta ketika Gianmarco Tamberi dari Italia dan Mutaz Barshim dari Qatar sepakat untuk berbagai medali emas cabang lompat tinggi putra.
Keduanya bersaing ketat dan sukses melompat hingga ketinggian palang maksimal 2,39 meter, rekor tersendiri di olimpiade.
Tak ada yang bisa saling mengalahkan sehingga pertandingan tersebut mengalami jalan buntu. Barshim kemudian mengusulkan untuk berbagi medali emas, hal yang disetujui oleh penyelenggara.
Kebesaran hatinya ini tentu saja menjadi hal yang amat menyentuh bagi para penonton di seluruh dunia.
“Ini di luar persaingan olahraga. Inilah pesan yang kami sampaikan kepada generasi muda," ujar Barshim.