Negara-negara yang sumber mikronutrienperikanannya berisiko dari perubahan iklim cenderung terjadi pada negara-negara tropis dan termasuk negara-negara Asia Timur dan Pasifik seperti Malaysia, Kamboja, Indonesia, dan Timor Leste, serta negara-negara Afrika Sub-Sahara seperti Mozambik dan Sierra Leone.
Kerentanan terhadap perubahan iklimpada perikanannegara-negara ini sangat akut mengingat kekurangan makanan dalam kalsium, zat besi, seng, dan vitamin A sangat lazim di daerah tropis.
Mikronutrien sangat dibutuhkan oleh ibu hamil.
Dalam menjalani proses kehamilan dan menyusui, tidak hanya zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar (makronutrien) seperti karbohidrat, protein atau lemak, kebutuhan mikronutrienseperti beragam jenis vitamin dan mineral harus tetap diperhatikan.Sayangnya, karena dibutuhkan dalam jumlah kecil, ibu hamilkerap kali melewatkan kecukupanmikronutrien.
Padahal menurut spesialis kebidanan dan kandungan dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG (K), kendati jumlahnya sedikit, mikronutrienmemiliki peran sangat penting, sama halnya dengan makronutrien.
"Mikronutrienberperan kecil namun penting, misalnya membentuk sambungan antar sel saraf sehingga informasi dan pengetahuan bisa menyebar lebih cepat. Anak dengan mikronutriencukup memiliki daya tangkap dan keingintahuan tinggi, berbeda dengan anak yang hanya makronutriennya tercukupi," kata Noroyono.Mikronutien yang tidak tercukupi, kata Noroyono, tidak hanya akan membuat bayiberisiko mengalami kecacatan atau lahir dengan kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).
Namun bayi yang kekurangan mikronutrien, akan tumbuh menjadi anak dengan membawa kelainan dan penyakit sejak lahir (kongenital).
Selain itu, ibu hamil juga berisiko mengalami gangguan kesehatan selama kehamilan yang bisa berujung pada kematian.Untuk menghadapi kondisi ini, seorang ibu harus mengetahui seberapa besar dan jenismikronutrienapa yang sebaiknya dikonsumsi.
Selanjutnya ibu bisa mengkonsumsi jenis mikronutrientersebut sebelum hamil.