"Sangat menyenangkan untuk hidup," katanya.
"Istri saya divaksin. Saya tidak. Saya menolak. Saya memberi diri saya waktu, saya berpikir bahwa dalam hidup saya, saya hidup dengan virus, bakteri, dan saya pikir sistem kekebalan saya cukup baik.
"Dan saya memiliki gejala Covid-19 pada awal pandemi dan berpikir mungkin saya mengidapnya. Saya pikir sistem kekebalan saya akan mengenali virus dan saya akan memiliki pertahanan.
"Ini adalah kesalahan terbesar dalam hidup saya. Keputusan itu hampir mengorbankan hidup saya. Saya telah membuat banyak keputusan konyol dalam hidup saya, tetapi ini adalah yang paling berbahaya dan serius," ujarnya.
Fadil meninggalkan rumah sakit hampir sebulan yang lalu, tapi sekarang kondisinya masih belum sehat.
"Saya berharap saya bisa pergi ke setiap orang yang menolak untuk mendapatkan vaksin dan memberi tahu mereka, 'Lihatlah, ini masalah hidup atau mati.
Apakah Anda ingin hidup atau mati? Jika Anda ingin hidup, pergi dan dapatkan vaksinnya.'"
Padahal beberapa hari yang lalu, pembatasan kegiatan sehari-hari terkait pandemi Covid-19 sudah dicabut oleh pemerintah Inggris, tepatnya mulai 19 Juli 2021.
Adanya penghapusan kegiatan sosial ini pun banyak tidak disetujui oleh para ilmuwan dan partai oposisi.
Hal ini juga disebut lompatan berbahaya menuju situasi yang belum jelas diketahui.