Gejala yang dialami berbeda-beda, bisa kelelahan, napas pendek, sakit dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, brain fog, nyeri otot dan gangguan tidur.
Namun bisa juga gejala seperti anosmia dan hilangnya indra perasa, menyebabkan kekhawatiran terkait kondisi kesehatan seseorang, depresi dan bahkan sampai ketidakmampuan bekerja dan berinteraksi dengan masyarakat.
Gejala khas lainnya adalah terputusnya keparahan sakit Covid-19 dan perkembangan gejala signifikan selama penyembuhan.
Sebagian besar pasien di klinik long Covidmemiliki penyakit awalnya, seringnya mereka lebih muda daripada pasien yang dirawat di rumah sakit (RS), dan dulunya sehat dan aktif sebelum mendapatkan infeksi Covid-19.
Terlepas dari gejala spesifik, banyak pasien yang khawatir ada infeksi yang terus-terusan terjadi merusak sel bagian tubuh mereka, serta takut dan frustrasi jika mereka tidak kunjung sembuh.
Sejauh ini belum ditemukan tes tertentu untuk menjelaskan gejala long Covid.
Namun sebagian besar pasien long Covidmendapati gejala yang kemungkinan berkaitan dengan interaksi fisik dan proses psikologi rumit yang telah muncul akibat inflamasi mendadak akibat infeksi Covid-19.
Berapa banyak orang memiliki long Covid?
Sangat sulit untuk menentukan proporsi berapa banyak orang terkena Covid-19 berakhir dengan gejala yang tetap.
Studi yang masih dilakukan terkait imunitas Covid di Walter and Eliza Hall Institute (WEHI) temukan 34% partisipannya mengalami long Covid 45 hari sejak diagnosa Covid-19.
Menghitung sekarang terbilang cukup sulit karena data akan terus bertambah mengingat pasien Covid-19 terus bertambah.