GridPop.ID - Meminjam uang darirentenir sebagai upaya terakhir adalah keputusan yang berisiko tinggi. Terlebih lagi, jika saat meminjamnyasama sekali tak memiliki uang.
Namun apa boleh buat, demi bertahan hidup untuk dirinya dan anak-anaknya,seorang ayah ini terpaksa melakukannya.
Itulah saat-saat mengerikan yang dialami kepala keluarga ini setelah dunianya berubah dalam sekejap sejak pandemi melanda negeri.
Kehilangan sumber pendapatan, tidak ada uang, tidak mampu menghidupi istri dan anak-anaknya dan harus pindah kesana kemari karena tidak mampu membayar sewa. Jadi, apa pilihan terakhir? meminjam pada rentenir.
Dengan harapan mungkin bisa menemukan jalan keluar, tetapi masalah lain justru terjadi. Ibarat 'keluar dari mulut buaya, masuk dalam mulut harimau', keputusan tegas dari ayah yang harus gali lubang tutup lubang ini akhirnya malah menjerat dirinya sendiri.
Simak kisah yang diceritakan seorang aktivis kemanusiaan bernama Natipah Abu tentang perjuangan berat seorang ayah berikut ini.
Tertekan dan terdesak untuk membayar sewa setelah diberi pilihan untuk mengosongkan rumah, Pak Hanis tidak punya pilihan lain selain mencoba peruntungannya dengan menelepon sejumlah perusahaan pinjaman berlisensi yang diiklankan tanpa berpikir bahwa sebenarnya ia kian memperumit situasi.
Lahir dalam keadaan normal, Pak Hanis mengalami gangguan penglihatan akibat kecelakaan di jalan sepuluh tahun silam.
Meski telah menjalani tiga kali operasi, mata kirinya gagalkembali pulih dan menjadi tuna netra. Mata kanannya mengalami kerusakan saraf parah yang mempengaruhi penglihatannya - B3.
Alhasil ia harus memakai kacamata khusus dengan lensa yang tebal. Namun, hari ini kacamatanya menjadi kabur karena kerusakan matanya kian parah sementara lensa kacamata tersebut tidak pernah diganti.