Ini ada 730 boks, satu boks ada 20 setrip," jelas Ady.
Selain obat jenis tersebut, Paracetamol, Dexamethasone, Caviplex, serta sejumlah obat flu dan batuk juga ditemukan dalam jumlah banyak di gudang tersebut.
Ady menambahkan bahwa obat-obatan tersebut diterima PT ASA sejak 5 Juli 2021 dari pihak penyuplai di Semarang.
Ratusan boks obat tersebut kini diamankan pihak kepolisian sebagai barang bukti,
namun mengingat bahwa berbagai obat yang diamankan tengah dibutuhkan maka Ady akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait guna obat-obatan tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Kita akan berkoordinasi dengan criminal justice system supaya bagaimana obat ini juga menjadi termanfaatkan kepada masyarakat karena masyarakat memerlukan obat ini," pungkas Ady.
Lanjut, Ady megatakan bahwa salah satu apoteker PT ASA mengaku diminta untuk tak menjual terlebih dahulu obat Azithromycin.
"Salah satu apoteker menjelaskan ada percakapan dengan pemilik PT ASA untuk tidak menjual dulu Azithromycin, jadi ada indikasi untuk ditimbun," kata Ady.
"Salah satu customer yang menanyakan obat tersebut sudah ada atau belum, tapi dijawab belum ada. Jadi obat itu sebetulnya sudah ada, tapi disampaikan bahwa belum ada," jelas Ady.
Tak sampai di situ, saat pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menanyakan tentang ketersediaan stok Azithromycin, perusahaan justru mengatakan tak memiliki obat tersebut.