Follow Us

Kimia Farma Pilih Tunda Pelayanan Vaksinasi Berbayar yang Mestinya Digelar Hari Ini, Alasannya Diungkap Pihak Perseroan

Ekawati Tyas - Senin, 12 Juli 2021 | 17:02
 
Kimia Farma menunda pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 berbayar hingga waktu yang belum ditentukan.
Freepik

Kimia Farma menunda pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 berbayar hingga waktu yang belum ditentukan.

Baca Juga: Bantu Pembentukan Imun Maksimal, Hindari Mengonsumi 4 Jenis Makanan Ini Sebelum dan Sesudah Vaksin

Agus Chandra selaku Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Kimia Farma Diagnostik menjelaskan bahwa harga vaksin per dosis juga telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Harga vaksin untuk VGR individu/perorangan sama dengan harga vaksin untuk VGR badan usaha/badan hukum, yaitu sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, termasuk tarif layanan penyuntikannya," ujar Agus.

Aturan mengenai harga vaksin gotong royong tertuang di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm Melalui Penunjukkan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.

Harga vaksin dari Kimia Farma yakni ditetapkan sebesar Rp 321.660 per dosis.

Vaksin sendiri disuntikkan sebanyak dua kali, maka dari itu dibutuhkan dua dosis vaksin.

Lantas penerima vaksin gotong royong juga mesti membayar biaya pelayanan vaksinasi yakni Rp 117.910 per dosisnya.

Sementara itu dilansir dari Tribunnews.com, PT Kimia Farma tadinya telah menyediakan 8 klinik di 6 Kota yang berada di Jawa dan Bali.

Baca Juga: WHO Sebut Semua Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Virus Corona Varian Delta, Faktanya Bikin Tercengang!

Namun munculnya kabar vaksinasi berbayar ini langsung menimbulkan pro kontra lantaran dinilai bertentangan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut bahwa vaksin akan diberikan secara gratis.

Salah satu yang memberikan tanggapannya yakni Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi yang menyebut bahwa kebijakan ini tidak etis dan harus ditolak.

"Vaksin berbayar itu tidak etis, di tengah pandemi yang sedang mengganas."

Source : Kompas.com Tribunnews.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular