Dilansir dari health.kompas.com Prinsip pemeriksaan Covid-19 dengan antigen dan PCR Ahli patologi klinik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK, PhD, FISQua menjelaskan, pemeriksaan Covid-19 paling baik dilakukan saat virus sudah terdeteksi.
Tes bisa mendeteksi virus saat jumlahnya melebihi limit of detection atau LoD [ambang batas deteksi].
Bila masih di bawah LoD, maka tes tidak bisa mendeteksi penyakit walaupun ada virusnya,” jelas Tonang, kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).
Lebih lanjut Tonang menyampaikan, LoD tes PCR lebih rendah ketimbang LoD tes antigen.
Di awal infeksi, PCR rata-rata mulai dapat mendeteksi penyakit pada hari ketiga setelah kontak dengan biang Covid-19.
Sedangkan tes antigen rata-rata mulai terdeteksi beberapa jam sampai satu hari setelah PCR mulai terdeteksi, atau 3-4 hari setelah kontak dengan virus corona.
Sementara itu, gejala Covid-19 rata-rata mulai muncul pada hari kelima. Saat itu, juga jumlah virus mencapai puncaknya.
“Maka pada hari ke 5-7 itulah akurasi PCR paling tinggi. Saat itu juga, tes antigen sangat akurat,” jelas Tonang.
Setelah mencapai jumlah puncaknya, jumlah virus akan menurun. Ketika mencapai ambang batas LoD antigen, maka hasil tes Covid-19 negatif.
Biasanya terjadi sekitar 5-7 hari setelah gejala. Namun, saat jumlah virus masih berada di atas kisaran ambang batas LoD PCR, hasil tes Covid-19 masih positif.
Rata-rata PCR menunjukkan positif Covid-19 antara 17-21 hari sejak terjadi infeksi virus corona. Kendati begitu, di beberapa kasus yang jarang terjadi, ada juga PCR yang hasil tes positif Covid-19 cukup lama (lebih dari 21 hari sejak terinfeksi).