Follow Us

Covid-19 Belum Berakhir, Ancaman Pandemi Virus Nipah Sudah Menanti Dunia, Digadang-gadang Lebih Berbahaya dan Mematikan

Septiana Hapsari - Rabu, 27 Januari 2021 | 07:00
 
Kelelawar
Pixabay/Salmar

Kelelawar

Sepanjang kariernya, Wacharapluesadee dan para koleganya telah meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak virus baru.

Sebagian besarnya adalah virus corona, tapi juga ada banyak penyakit mematikan lain yang dapat menular ke manusia. Salah satunya adalah virus Nipah.

Baca Juga: Diupah Rp 22 Ribu, Gadis 21 Tahun Ini Rela Lakoni Perbuatan Mesum di Halte Busway Buat Duit Jajan yang Tak Seberapa, Kapolsek Senen: Kita Akan Periksa Kejiwaannya

Virus ini dibawa oleh kelelawar buah, yang merupakan inang alaminya.

"Ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya... dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata Wacharapluesadee.

Dia menemukan, tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, tergantung lokasi terjadinya wabah.

Baca Juga: Blak-blakan Akui Kini Lebih Suka Pria Berondong, Gelagat Aneh Luna Maya Justru Pancing Kecurigaan Netizen: Bukan Gaya Doi Banget, Pasti...

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga meninjau daftar panjang patogen yang dapat menyebabkan darurat kesehatan masyarakat untuk memutuskan prioritas anggaran riset dan pengembangan mereka.

Mereka fokus pada patogen yang paling mengancam kesehatan manusia, yang berpotensi menjadi pandemi, dan yang belum ada vaksinnya.

Virus Nipah masuk dalam 10 besar. Karena sejumlah wabah sudah terjadi di Asia, kemungkinan besar kita masih akan menemuinya di masa depan.

Ada beberapa alasan yang membuat virus Nipah begitu mengancam.

Baca Juga: 15 Tahun Menikah Makin Romantis, Andrew White Puji Nana Mirdad Makin Seksi Usai Potong Rambut, Netizen Auto Baper: Cie yang Semakin Cinta

Source : Kompas.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular