‘’Sudah tidak ada lagi apa apa saya punya, tidak bisa bawa dia ke rumah sakit buat periksa, jadi semampunya saya menjaga dan terus berdoa,’’lanjutnya terisak.
Tetap semangat kuliah
Meski terbaring lemah dan terus batuk berat, Susi tidak pernah putus asa belajar.
Dari penuturan Niswa, pernah ia meminta anaknya untuk berhenti sekolah saja, tapi dijawab bahwa tidak boleh pilih kasih, tidak boleh ada beda perlakuan antara dirinya dan kakaknya.
Melihat semangat dan kesungguhan Susi, Niswa terharu dan menguatkan tekad untuk berusaha terus menjadi ibu yang kuat dan mampu membiayai anaknya sampai lulus kuliah.
‘’Dia masih semangat kuliah pakai HP (daring), jam jam kuliah saja dia pegang itu dia punya Hp, tapi yang buat saya takut, dia pesan ke saya kalau sembuh kita pulang kampung dulu bersihkan makam bapaknya, saya bilang jangan buat takut ya Nak, semoga Allah kasih sembuh, bisa lulus kuliah dan bisa jadi PNS seperti yang dimau,’’tuturnya sambil menyeka tetesan air mata.
Terkendala biaya dan pengurusan BPJS
Keberadaan Susi Susanti di RT 01 Desa Mammolo Nunukan Selatan baru diketahui ketua RT Marsuki. Nama Susi belum tercatat sebagai warga setempat sehingga menjadi kendala dalam pengurusan BPJS untuk meringankan biaya berobat.
‘’Dia ke Nunukan baru 3 bulan, saat kuliah di Poltek kemarin tinggal di Sei Limau dengan abang iparnya, pas sakit, baru tinggal dengan ibunya, jadi saya bingung bagaimana mengurus BPJS-nya,’’kata Marsuki.