Ia juga bergaya bak sosialita kaya raya di Instagram yang memiliki jumlah pengikut hingga 9 ribu lebih itu.
Setelah aksinya itu menuai cibiran, wanita tersebut mengubah pengaturan akun Instagramnya menjadi privat.
Seperti diketahui, kebiasaan suka pamer di media sosial erat kaitannya dengan kondisi kejiwaan atau psikologis seseorang.
Jika Anda merasa seluruh dunia harus tahu apa yang Anda lakukan dan miliki itu keren sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog.
Menurut pengamatan psikolog Vierra Adella, M.Psi, saat ini nilai-nilai yang dianut mayoritas orang memang ketenaran.
Media sosial memberi ruang bagi kita untuk menunjukkan diri dan juga ada "penontonnya".
"Yang sehat itu kalau kita punya kompetensi tertentu untuk dibanggakan. Kalau skill-nya biasa-biasa saja maka dia butuh atribut, yaitu barang-barang duniawi," kata psikolog yang biasa disapa Adella itu.
Barang-barang bagus, lokasi liburan, hingga makanan di restoran yang kerap dipamerkan seseorang di media sosial, menurut Adella dianggap sebagai pelengkap kepribadian.
Ketika seseorang mampu membeli barang-barang mahal, ia berharap gengsinya akan naik di lingkungannya.
Apalagi kalau banyak teman-teman di media sosial yang merasa kagum dan iri.