Follow Us

Sesumbar Miliki Bukti Hingga Ngotot Minta Ganti Rugi, Donald Trump Tuding Virus Corona Berasal dari Laboratorium Wuhan, Begini Pendapat Para Ahli Terkait Asal-muasal Covid-19

Septiana Hapsari - Minggu, 03 Mei 2020 | 10:00
 
Donald Trump
Tasos Katopodis via axios.com
Tasos Katopodis via axios.com

Donald Trump

"Saya telah mengunjungi laboratorium BSL4 baru di Wuhan, sebelum mulai beroperasi pada 2017- ... Ini memiliki kualitas dan keamanan yang sebanding dengan yang saat ini beroperasi di AS atau Eropa," kata dia.

Baca Juga: Hidup Sengsara Karena Pandemi Corona hingga Tak Punya Bahan Makanan untuk Dimasak, Ibu 8 Anak Ini Sampai Harus Merebus Batu untuk Makan Anak-anaknya yang Kelaparan

Dia juga menggambarkan pertemuan dengan Shi Zhengli, ahli virologi Cina di WIV yang telah memimpin penelitian ke dalam virus korona kelelawar, dan menemukan hubungan antara kelelawar dan virus Sars yang menyebabkan penyakit di seluruh dunia pada tahun 2003.

"Sepenuhnya terlibat, sangat terbuka dan transparan tentang pekerjaannya, dan ingin berkolaborasi," ujar dia.

Maureen Miller, seorang ahli epidemiologi yang bekerja dengan Shi sebagai bagian dari program penelitian viral yang didanai AS, sependapat dengan penilaian Le Duc.

Dia mengatakan jika teori virus corona melarikan diri dan berasal dari lab Wuhan adalah "teori konspirasi absolut".

Baca Juga: Wabah Corona Melanda Pabrik Sampoerna, Begini Nasib Ratusan Karyawannya hingga Berpotensi Jadi Klaster Baru Penularan Covid-19!

Waktu penyebaran virus

Mengenai waktu penyebaran virus, Peter Forster, seorang ahli genetika di Cambridge, membandingkan urutan genom virus yang dikumpulkan pada awal wabah Cina -dan kemudian secara global- dia mengidentifikasi tiga jenis dominan.

Di awal wabah, dua strain tampaknya telah beredar secara kasar pada saat yang sama -strain A dan strain B- dengan varian C yang kemudian berkembang dari strain B.

Tetapi dalam sebuah penemuan, versi dengan kemiripan genetik yang paling dekat dengan kelelawar coronavirus bukanlah yang paling umum pada awal di kota Wuhan di Cina tengah, tetapi dikaitkan dengan berhamburannya kasus-kasus awal di provinsi Guangdong selatan.

Antara 24 Desember 2019 dan 17 Januari 2020, Forster menjelaskan, hanya tiga dari 23 kasus di Wuhan adalah tipe A, sedangkan sisanya adalah tipe B.

Source : Kompas.com

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular