Follow Us

Terpaksa Makan Tikus Panggang Karena Tak Terima Gaji, TKI Ilegal Indonesia di Malaysia Ini Alami Nasib Nahas, Harus Bertahan Tanpa Bantuan di Tengah Kebijakan Lockdown Virus Corona

Septiana Hapsari - Rabu, 08 April 2020 | 17:30
 
Ilustrasi TKI
Kompas.com/Ericssen

Ilustrasi TKI

GridPop.ID - Virus corono memang bukanlah kasus yang sepele.

Virus yang bermula ditemukan di Wuhan, China ini sudah menyebar di hampir seluruh negara di dunia.

Segala upaya yang terbaik dilakukan setiap negara.

Salah satunya adalah dengan menerapkan kebijakan lockdown.

Baca Juga: Ditinggal Kerja Banting Tulang Jadi TKI di Korea, Seorang Istri di Ponorogo Asyik Main Serong Sampai Hamil, Suami Geram dan Hancurkan Rumah yang Dibangun untuk Istri dengan Alat Berat Ini

Salah satunya yang menerapkan kebijakan lockdown adalah negara Malaysia.

Di tengah kebijakan lockdown yang dilakukan Pemerintah Malaysia akibat pandemi Covid-19, nasib nahas dialami sejumlah pekerja migran ilegal asal Indonesia.

Salah seorang pekerja migran resmi yang bekerja di sebuah pertambangan batu di Sarawak, Malaysia, Mujianto mengungkapkan hal tersebut.

Pria asal Blitar, Jawa Timur, itu menceritakan nasib pilu yang dialami migran ilegal di Malaysia.

Baca Juga: Tiga Penyanyi Cantik Ini Dulunya TKI, Ada yang Tak Digaji Berbulan-bulan, Nomor 3 Videonya Bikin Heboh

Sejak pemberlakuan kebijakan tersebut, para migran ilegal yang bekerja di Negeri Jiran tak mendapat gaji penuh dari para majikannya.

Bahkan, di antara mereka terpaksa makan tikus setiap harinya.

Hal itu yang dirasakan salah seorang teman Mujianto yang merupakan pekerja migran ilegal asal Flores, NTT.

Foto tikus sedang dibakar di atas panggangan seadanya dikirim Mujianto ke Kompas.com.

Baca Juga: Dinyatakan Positif Corona Semua, Satu Keluarga Ini Sempat Viral Karena Main Video Tik Tok saat Karantina, Begini Kondisi Terkininya

Mujianto mengatakan, itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan makan setiap hari karena tidak adanya pendapatan penuh yang mereka terima.

"Sampai ada yang seperti ini, Mas, keadaan teman di Sarawak untuk mengurangi biaya belanja," ujar Mujianto ketika dihubungi, Selasa (7/4/2020).

Mujianto mengungkapkan, rata-rata para pekerja migran ilegal yang tak mendapat upah penuh bekerja di sektor informal.

Di mana gaji harian menjadi sumber pemasukan utama mereka, seperti bekerja menjadi sopir truk hingga tukang potong buah.

Baca Juga: Miris, Cemburu Istrinya Sering Telfonan dengan Mantan Pacar, Pria Ini Tega Habisi Nyawanya dengan Keji: Mau Bagaimana Lagi, Mau Menyesal Sudah Terlambat!

Namun demikian, para pekerja migran resmi tak berdiam diri. Sebagian dari mereka turut turun tangan membantu nasib sesama warga negara Indonesia (WNI) tersebut.

Sebaliknya, Ia mengungkapkan bahwa perwakilan RI di Malaysia sejauh ini belum ada tanda-tanda memberikan pertolongan terhadap nasib warganya, baik itu migran resmi maupun ilegal.

Mujianto mengungkapkan, akibat kebijakan lockdown tersebut, suasana di Sarawak saat ini sepi.

Ia mengatakan, otoritas setempat juga memberlakukan kebijakan di mana warga hanya memperbolehkan belanja berlangsung pada pukul 07.00 sampai 09.00 waktu setempat dan sore pukul 17.00 sampai jam 19.00 waktu setempat.

Baca Juga: Berkedok Ngaku Dirinya Polisi, Pria Ini Tega Peras Kekasihnya yang Dikenal Lewat Facebook Senilai Rp 42 Juta Hingga Ancam Bakal Sebarkan Foto Bugil Korban

"Jadi jalan menuju pasar atau permukiman selalu dijaga polisi dan tentara. Jadi kalau tidak ada kepentingan yang mendesak tidak diperbolehkan keluar," katanya.

Perlindungan hak

Koordinator Bantuan Hukum Migrant Care Nur Harsono telah mendesak pemerintah dapat menggunakan protokol dalam penjemputan pekerja migran Indonesia di Malaysia.

"Baik Tenaga Kerjaan, Kementerian Luar Negeri, perwakilan RI di negara tujuan mempunyai protokol pemetaan dan deteksi data pekerja migran baik yang documented maupun yang undocumented," ujar Nur ketika dihubungi Kompas.com, Senin (6/4/2020).

Baca Juga: Nyaris Tak Tersorot Media, dalam Diam Prabowo Subianto Ikut Tangani Wabah Corona, Sang Ajudan Beberkan Aksinya hingga Banjir Pujian Netizen: Sehat Selalu Bapak

Selain itu, pihaknya juga mendorong adanya kerja sama antara kedua negara guna menerapkan protokol rapid test terhadap pekerja migran.

Termasuk dengan memberikan jaminan perlindungan hak-haknya.

Dia mengatakan, rapid test tersebut dapat dilakukan sebelum dilakukan penjemputan. Dengan begitu, setibanya di tanah, pekerja migran tersebut dipastikan dalam kondisi sehat.

"Sebelum kepulangan untuk memastikan kondisi kesehatan pekerja migran," katanya. Di sisi lain, pihaknya juga mendorong supaya pemerintah dapat mengedukasi pekerja migran akan pentingnya pencegahan Covid-19.

Baca Juga: Diduga Maling Dompet dan HP, Seorang Transgender di CilincingTewas Dibakar Hidup-hidup oleh Sekelompok Preman, Begini Kisah Tragisnya!

"Serta memberikan program jaminan sosial untuk pemberdayaan pekerja migran purna," terang dia.

Dia menambahkan, pekerja migran di Malaysia diharapkan dapat menjadi prioritas penjemputan pemerintah.

"Pekerja migran di Malaysia mestinya menjadi prioritas karena banyak yang undocumented dan mereka kesulitan bahan pokok," terang dia.

(*)

Baca Juga: Gelontorkan Rp 51 Miliar Demi Beli Pakaian Dalam Wanita, Kim Jong Un Berburu 2000 Gadis Perawan untuk Layani 'Kebutuhan' Elite Korea Utara di Tengah Penderitaan Rakyatnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nestapa TKI Ilegal Indonesia Bertahan Saat Lockdown di Malaysia: Tak Digaji sampai Terpaksa Makan Tikus

Source : kompas

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular