Banjir di Jakarta bukan hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kerugian bagi sejumlah masyarakat.
Merujuk artikel dari Kompas.com, kerugian tersebut dirasakan baik dari pelaku usaha maupun masyarakat biasa yang harus mengungsi dari tempat tinggal mereka akibat banjir.
Meski awalnya Anies Baswedan mengungkapkan tidak ada mal yang tutup akibat banjir, namun faktanya masih ada dua mal yang masih tutup hingga saat ini.
Dua mal itu adalah Mal Taman Anggrek dan Mal Cipinang Indah.
Sebab, akibat terendam banjir itu, mesin pembangkit listrik hingga pendingin ruangan mal mengalami kerusakan.
Para pelaku usaha yang menyewa tempat di mal tersebut pun akhirnya tidak bisa berjualan atau tutup.
Merugi hingga puluhan miliar rupiah
Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Iduansjah mengatakan, para pelaku usaha di satu mal yang tutup bisa merugi hingga Rp 30 miliar.
"Omzet penjualan tenant pakai perhitungan sebulan Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per meter persegi. Mal Taman Anggrek kira-kira 30.000 meter persegi, kalau tutup dua minggu, bisa hilang omzet Rp 30 miliar kira-kira," ujar Iduansjah.
Oleh karena itu, Hippondo menuntut ganti rugi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.