Namun Agus tetap berbicara, hingga ia mendapati kembali siswa yang tidur. Siswa itu pun lantas dihukum duduk di depan.
"Saya diminta untuk ke tengah. Ternyata di belakang juga ada yang tertidur. Dari situ, saya masih logika, logika saya masih jalan, nalar saya masih jalan. Saya hukum untuk duduk di panggung supaya tidak tidur. Ada dua anak saya minta duduk di depan. Tetap saya lanjutkan," jelasnya.
Ia kemudian meminta siswa yang duduk di belakang untuk maju.
Saat itu lah, Agus memberikan pernyataan bahwa siswa tidak boleh terrtawa.
"Kalau ada yang salah, jangan ditertawain. Saat operatornya adalah gurunya itu nulis salah, diketawain. Sebelumnya pernah ngomong kalau tertawa nanti saya pukul mulutnya. Nah saat itu lah saya khilaf," katanya.
Agus meminta maaf sembari mengatupkan telapak tangan di dada, saat diberi kesempatan untuk mengklarifikasi langsung perbuatannya.
"Atas nama pribadi, Agus Setiyawan, saya mohon maaf khususnya yang pertama ke 10 siswa SMK Muhammadiyah Malang. Permohonan yang teramat sangat sudah saya sampaikan saat akhir acara dan berikutnya karena saya merasa bersalah lagi saya kembali lagi ke aula SMK untuk dipertemukan dengan 10 siswa juga, dan juga sudah minta maaf lagi," kata Agus di Mapolres Malang Kota, Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang.
Agus mengaku menyesal karena "Seminar Motivasi Berwirausaha" yang menghadirkan dirinya sebagai motivator berujung pada kasus hukum.
"Berikutnya permohonan maaf kepada pihak SMK Muhammadiyah 2 Malang, khususnya ke Bu Nur kepala sekolah. Berikutnya Pak Wakil Kepala Sekolah Pak Agus. Yang namanya juga sama. Berikutnya, kepada Bu Riris yang selama ini selalu menghubungi saya untuk meminta siswa didiknya supaya seperti anak-anak magang yang ada di tempat saya. Karena saya bisa menjadikan siswa-siswa magang bisa berjualan di online. Oleh sebab itu saya diminta untuk mengajarkan," jelasnya.