Ayah Windi, La Sididi mengatakan, putrinya itu melahirkan bayinya pada Kamis (3/10/2019) malam.
Menurut dia, angin kencang disertai hujan deras yang mengguyur lokasi pengungsian membuat seisi gubuk tempat anaknya berteduh tergenang air.
“Saat itu hujan sangat kuat sekali, di dalam walang (tenda) air balandong (tergenang) semua,”kata La Sididi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2019).
Baca Juga: Praktek Sendiri Usai Lihat Tutorial di Youtube, Seorang Wanita Meninggal Usai Melahirkan di Rumah
Windi tidak bisa dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses persalinan dengan baik, lantaran jarak lokasi pengungsian dengan Puskesmas Kairatu sangat jauh.
Sementara itu, getaran gempa susulan yang terus dirasakan membuat Windi tidak bisa dibawa ke Puskesmas terdekat.
“Jadi sama sekali tidak ada bantuan medis. Puskesmas juga jauh, sekitar 10 kilometer dari lokasi pengungsian, jadi kita pasrah saja,” ujar La Sadidi.
Meski demikian, Windi mampu bertahan dan akhirnya melahirkan bayinya dengan selamat.
”Alhamdulilah cucu saya lahir dengan selamat, seorang perempuan,” kata La Sadidi.
Hingga saat ini, warga di Kairatu, Seram Bagian Barat, masih terus merasakan getaran gempa susulan yang cukup kuat.