Kata-kata dalam surat itu juga diikuti dengan pertanyaan bernada kritik kepada penyelenggara karnaval atau pawai budaya yang tidak tepat dalam memilih waktu pelaksanaan pawai budaya.
Pada Sabtu pagi, Pemkab Jombang mengelar pawai budaya dengan start di alun-alun Jombang dan melintasi jalan protokol Kabupaten Jombang.
Pawai Budaya dimulai pada pukul 08.00 WIB.
"Piye Bu Mundjidah (Bupati Jombang) iki? Ngadakno karnafal kok bareng arek sekolah, wayahe lak yo mari dhuhur koyok biasae, ngeten niki sing salah sopo? (Bagaimana Bu Mundjidah (Bupati Jombang) ini? Mengadakan karnaval kok bersamaan dengan jam anak sekolah, mestinya kan habis dhuhur seperti biasanya, kalau seperti ini siapa yang salah?)" demikian kelanjutan isi surat tersebut.
"Bapak/Ibu Guru Mohon Maklum Nggeh..??" demikian kalimat penutup dalam surat yang ditandantangani oleh Subeki.
Saat dikonfirmasi, pihak sekolah membenarkan adanya surat yang dikirimkan salah satu wali murid dan beredar di media sosial, khususnya lewat aplikasi Whatsapp, Sabtu lalu.
"Iya, itu memang benar di sekolah kami, sekolah yang putri," kata Khoirul Muanam, guru MISS Bandung II, saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2019).
Dijelaskan, surat tersebut sebenarnya hanya tersebar di kalangan guru melalui grup internal sekolah.
Namun tanpa diduga, surat itu tersebar keluar dan menjadi viral.