Meyssi bercerita dia mulai menggelapkan BPKB milik orang lain sejak tahun 2016. Setelah berhasil di satu mobil, ia mencobanya kembali.
"Meyssi terjebak (terlena). Dimulai dari tahun 2016. Dari situ Meyssi khilaf karena pergaulan dan gaya hidup berlebihan. Sedangkan Meyssi tidak sadar diri bahwa sebenarnya Meyssi hanya seorang honor di Samsat," kata Meyssi.
Ia membuka biro jasa "Arcap" yang melayani pengurusan surat-surat kendaraan roda empat.
Biro jasa tersebut dibuat agar dia bisa mendapatkan uang lebih banyak.
"Pertamanya Meyssi menggadaikan satu buah mobil. Terus khilaf lagi menggadaikan 2-3 mobil dari situ Meyssi mulai gali lubang tutup lubang akibat perbuatan Meyssi sendiri sampai 31 BPKB," ucapnya sambil terus meneteskan air mata.
Keluarganya kemudian mengetahui sepak terjang Meyssi hingga akhirnya tidak mau mengakuinya.
Bahkan sang suami turut melaporkan Meyssi ke polisi karena BPKB-nya juga ikut digelapkan.
Meyssi memiliki tiga anak, yang pertama kelas 1 SMA dan si bungsu masih duduk di kelas 1 SD. Saat ini semua anaknya diurus kakak iparnya.
Meyssi mengaku uang dari penggelapan 31 BPKB sebanyak Rp 2,1 miliar tersebut kini sudah ludes tak tersisa.