Guido menceritakan, ia bersama istrinya mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai motor di Kabupaten Ende pada Januari lalu.
"Kaki saya dan istri ini patah saat kena tabrak di Ende dengan mobil. Waktu itu kami berobat di RSUD Ende tetapi tidak lama. Saat saya sadar, kami langsung keluar dari rumah sakit dan langsung pulang ke sini, Maumere," kata Guido kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).
"Kami belum bisa kerja apa-apa. Kaki belum bisa bergerak. Untuk makan, kami tunggu belas kasih dari tetangga. Ada yang datang bawa beras, minyak goreng, ikan, dan sayur ke sini," tuturnya.
"Ada yang ikhlas sambung listrik ke sini gratis. Air juga kami dapat dari tetangga. Mereka tahu kami tidak bisa buat apa-apa. Kalau tidak ada tetangga, kami sekeluarga bisa mati kelaparan di sini," imbuh Guido.
Ia menuturkan, gubuk reyot yang mereka diami sekarang adalah peninggalan orangtua yang sudah lama ditinggalkan.
"Ini rumah tidak ada yang tinggal selama puluhan tahun. Tidak ada perlengkapan di dalamnya. Kami tidur di lantai tanah dengan alas anyaman bambu. Itu langsung, Pak, tanpa ada kain," tutur Guido.
Lebih menyedihkan lagi, dalam kondisi serba sulit itu, ternyata istrinya Yoventa, tengah hamil 8 bulan.
"Sedih sekali, Pak. Saya tidak bisa omong apa-apa lagi. Tantangan ini muncul saat istri saya lagi hamil. Sekarang, kami hanya pasrah kepada Tuhan. Semoga istri baik-baik saja sampai melahirkan nanti," ucap Guido sembari berurai air mata.
Ia menambahkan, kecelakaan yang menimpa ia dan istri mengakibatkan kedua anaknya terlantar.
"Anak pertama yang laki-laki jadinya putus sekolah. Yang kedua putri juga tidak bisa lanjut ke sekolah dasar. Itu tadi, kami mau sekolahkan mereka, uang dari mana. Untuk makan saja kami ini tunggu sumbang dari tetangga," tambah Guido.