Misalnya rute Medan, Balikapapan, Denpasar, dan Batam, load factor (LF)-nya di atas 90 persen. Bahkan rute Batam, yang dilayani maskapai Lion Air, mencapai 100 persen.
"Jika dirata-ratakan untuk hari ini, LF penerbangan ada di angka 70 persen," ujar Singgih.
Menurut Singgih, dari segi layanan kebandarudaraan, sudah tidak ada masalah berarti.
Baca Juga: Pergoki Suaminya Asyik Berduaan di Kamar dengan Wanita Lain, Artis Belia Ini Layangkan Gugatan Cerai
Kebutuhan masyarakat di area terminal yang sudah menggunakan jasa bandara ini diperbantukan juga oleh karyawan PT BIJB untuk memperkenalkan seluruh fasilitas yang dimiliki.
Sebab, banyak masyarakat yang masih beradaptasi dengan Bandara Kertajati.
"Ternyata masyarakat masih bingung dengan layanan antarmoda, padahal sudah ada stasiunnya khusus, yakni dalam satu stasiun itu ada 12 moda yang melayani. Dari situ karyawan kami kerahkan untuk membantu penumpang yang datang atau pergi untuk mengarahkan," ujarnya.
Fasilitas umum berupa kawasan komersial, toilet, musala, ATM, penukaran uang, dan bagasi pun, kata Singgih, masih harus diarahkan. Sebab, tidak sedikit penumpang yang baru kali pertama menggunakan Bandara Kertajati sebagai tujuan terbang dan mendarat.
"Letaknya di mana, mereka ini belum kenal. Kalau sering, nantinya akan terbiasa dan tentu harapannya bisa terus memilih Kertajati untuk terbang," ujarnya.
Erina, seorang penumpang asal Banjarmasin, yang baru tiba di Bandara Kertajati, kemarin, mengaku terpaksa memilih naik bus Damri dulu ke Bandung karena transportasi langsung dari Kertajati ke Tasikmalaya yang menjadi tujuannya hari itu belum ada.
"Tadi, yang ada tujuan Bandung dan Ciayumajakuning. Ke Tasik belum ada. Adanya taksi online, tapi biayanya mahal banget," kata Erina.