Tidak kurang satu apapun, tidak ada lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti umumnya jenazah yang telah lama dikuburkan.
Bahkan, kain putih kafan penutup jasad beliau tidak sobek dan tidak lapuk sedikit pun.
Tak ayal, kejadian ini mengejutkan para petugas yang sedang membongkar makamnya.
Usai dilaporkan, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali tersebut bukan makam orang sembarangan.
Pemerintah Arab Saudi melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al-Bantani.
Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala dan kini makamnya tetap berada di Mala, Makkah.
Syekh Nawawi Al-Jawi Al-Bantani (1813-1898) bernama lengkap Abu Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi bin 'Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani.
Pada usia 15 tahun, Nawawi muda pergi belajar ke Tanah Suci Makkah, karena saat itu Indonesia (atau dulu disebut Hindia Belanda) dijajah oleh Belanda, yang membatasi kegiatan pendidikan di Nusantara.
Beberapa tahun kemudian, ia kembali ke Indonesia untuk menyalurkan ilmunya pada masyarakat namun juga tak lama.
Karena kondisi Indonesia saat itu masih di bawah penjajahan Belanda, Nawawi yang tak bebas berkegiatan kembali ke Makkah dan mengajar di sana.