"Biasanya kalau suara mesinnya berat, kami sudah waspada untuk mengantisipasi dengan ganjal," ujarnya Sabtu (8/6/2019).
Meski usia kendaraan sangat memengaruhi kemampuan menanjak di Jalur maut Sarangan, namun kebanyakan para pengguna jalan yang tidak bisa menanjak, biasanya adalah wisatawan jauh yang tidak mengetahui medan jalan di jalur tersebut.
Banyaknya tikungan serta curamnya tanjakan maupun turunan, lanjut Bripka Arif, sangat menyulitkan pengemudi yang baru pertama kali melewati jalur tersebut.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Incar Polisi, Pelaku Sengaja Cari Titik Lelah, Apa Maksudnya?
Pengalaman kurang menyenangkan juga pernah dialami oleh Bripka Arif saat bertugas.
Dirinya pernah dikerjai oleh pengemudi yang berpura-pura motornya tak kuat untuk menanjak.
Meski begitu, para pengendara justru berterima kasih karena telah dibantu untuk mendorong kendaraannya.
"Pernah juga dikerjain gitu, tetapi enggak apa-apa kami senang membantu masyarakat. Meski ada yang usil, tetapi lebih banyak yang berterima kasih karena dibantu," imbuhnya.
Sulitnya medan yang ada dalam di Sarangan membuat jalur tersebut disebut jalur maut oleh para pengendara yang melintas.
Melansir dari Grid Oto, pada tahun 2018 sudah pernah terjadi kecelakaan yang menyebabkan sebuah mobil terjun ke jurang Sarangan sedalam 200 meter. (*)