Tak berhenti sampai di situ, Luhut Pandjaitan juga menyoroti peti mati yang disiapkan untuk Ani Yudhoyono.
Jauh dari kesan mewah, Luhut Pandjaitan menyebut peti mati untuk Ani Yudhoyono nampak sederhana.
Hal itu justru mengingatkan Luhut Pandjaitan dan banyak orang tentang 'kendaraan' terakhir manusia saat mati kelak.
Tak memandang status siapa diri kita, semua akan sama ketika pulang ke Sang Khalik.
"Masih di National Universty Hospital, 10 sampai 15 menit setelah momen itu, keranda jenazah didatangkan. Melihat begitu sederhananya peti mati yang disiapkan, membuat saya merenung, bahwa inilah yang akan kita semua pakai nantinya," ungkapnya.
"Tidak peduli apakah kita Presiden, Ibu Negara, Wakil Presiden, ataupun hanya manusia biasa, semua sama saja. Ketika sudah selesai waktu kita di dunia ini, kita akan diperlakukan sama. Tinggal masalah kapan, di mana, dan bagaimana kita berpulang," katanya.
Tak lupa, Luhut Pandjaitan juga memberikan pesannya untuk semua orang yang masih menjalani kehidupan.
"Bagi saya, pada akhirnya hidup adalah tentang bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, berbuat baik kepada orang lain. Hidup begitu singkat, untuk apa kita berbuat curang atau culas," tuturnya.
"Buat apa juga kita senang membuat permusuhan atau membuat orang lain menjadi susah. Termasuk dalam hidup bernegara, untuk apa juga kita membuat perkara atau keributan terus menerus," tulisnya.