Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengungkapkan bahwa dalkam rukyat pada Senin (3/6/2019), bulan tenggelam lebih dulu daripada matahari.
Selisih waktu tenggelamnya bukan dan matahari hanya 5 menit.
Namun demikian, tetap saja tak mungkin ada yang mengamati hilal.
Secara perhitungan atau hisab pun, Marufin mengungkapkan bahwa Lebaran di Indonesia tetap jatuh pada Rabu (5/6/2019).
Tinggi toposentrik Bulan bervariasi tapi masih kurang dari 1 derajat.
"Demikian halnya elongasi Bulan bervariasi dari yang terkecil +3º 00’ (di Pelabuhan Ratu, propinsi Jawa Barat) hingga +3º 12’ (di Jayapura, propinsi Papua)," ungkapnya.
Sementara di Arab Saudi, pada senja kemarin matahari tenggelam lebih dahuu daripada bulan.
Sehingga, menurut Marufin, "bulan sudah positif (di atas ufuk)."
Ketinggian bulan di Arab saudi kemarin juga kurang dari 1 derajat.
Pengamatan hilal dengan ketinggian itu sangat menantang dan kemungkinan besar tak teramati karena hilal kalah oleh cahaya senja.
Tapi karena Arab Saudi tidak punya syarat ketinggian hilal minimal, maka asal ada laporan hilal bisa diterima.