Follow Us

Dianggap Gunung Suci Masyarakat Bali, Ilmuwan NASA Sebut Letusan Dahsyat Gunung Agung Bisa Bawa Manfaat Mengejutkan untuk Hidup Manusia di Bumi, Kok Bisa?

Veronica S - Sabtu, 25 Mei 2019 | 15:15
 
Gunung Agung kembali meletus.
BackGrid / dailymail.co.uk
BackGrid / dailymail.co.uk

Gunung Agung kembali meletus.

Di mana dalam komposisi tertentu, material erupsi gunung berapi seperti Gunung Agung dapat menyebabkan kondisi ideal untuk memicu perubahan drastis ke suhu bumi.

Baca Juga: Aldi Tak Lulus Gara-gara Protes, KPAI Semprot Kelakuan Kepala Sekolah yang Cari-cari Kesalahan, Ini Hasilnya

Ilmuwan iklim NASA Chris Colose mengatakan, "Untuk memiliki dampak iklim yang signifikan, perlu ada letusan yang cukup eksplosif (untuk mendapatkan bahan di stratosfer) dan letusan kaya sulfur (SO2 atau sulfur dikonversi menjadi sulfat aerosol, yang merupakan hal yang penting secara radiologis).

Gunung Agung di Bali meletus
BNPB via Tribunnews

Gunung Agung di Bali meletus

"Jika kondisi ini dipenuhi, letusan yang bisa mendinginkan permukaan/ troposfer dan menghangatkan strafoster, kebalikan dari kedua pola yang terkait dengan peningkatan CO2.

Namun keduanya berumur pendek (hanya bertahan dalam hitungan tahun)."

Baca Juga: Bertemu Presiden Jokowi, Pedagang Kelontong yang Jadi Korban Penjarahan Kerusuhan 22 Mei Berurai Air Mata

Letusan Gunung Agung pada tahun 1963, dikenal biasa saja dalam hal volume abu vulkanik yang dimuntahkan.

Namun letusan Gunung Agung kala itu, disebut Chris Colose sebagai erupsi yang unik dalam hal muntahan sufur.

"Erupsi gunung berapi yang bisa merubah iklim adalah erupsi yang memuntahkan banyak SO2 (Sulfur) ke statosfer," kata Chris.

Baca Juga: Misteri Jeannette Siswi SMA yang Jasadnya Dikelilingi Benda Aneh dan Sisa Hewan Mati, Diduga Jadi Korban Praktek Perdukunan

"Partikel-partikel SO2 memiliki ukuran yang sebanding dengan panjang gelombang yang terlihat dan sangat tersebar ke sinar matahari yang masuk, mendinginkan planet ini. Jika rilis SO2 serupa terjadi, bisa mendinginkan planet selama 1-2 tahun, dan kemudian terjadi pemulihan," jelasnya.

Source : Kompas.com GridHot.ID Tribun Bali Express

Editor : Grid Pop

Baca Lainnya

Latest

Popular

Tag Popular